Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Acorales
Suku : Acoraceae
Marga : Acorus
Jenis : Acorus calamus L.
Sinonim : Acorus angustatus Raf., Acorus angustifolius Schott, Acorus aromaticus Gilib., Acorus belangeri Schott, Acorus calamus-aromaticus Clairv., Acorus casia Bertol., Acorus commersonii Schott, Acorus commutatus Schott, Acorus elatus Salisb., Acorus europaeus Dumort., Acorus flexuosus Raf., Acorus floridanus Raf., Acorus griffithii Schott, Acorus nilghirensis Schott, Acorus odoratus Lam., Acorus terrestris Spreng., Acorus undulatus Stokes, Acorus verus (L.) Raf. (Sumber: NCBI Taxonomi Homepage 1, IPNI 2, www.plantlist.org 14)
Keterangan : perawakan (A); rimpang (B); bunga (C); Kuncup Bunga (D), Irisan melintang bunga kuncup (E); irisan membujur bunga (F); bakal buah (G); irisan melintang bakal buah (H); benang sari (I); benang sari (J)
Nama Lokal dan Internasional 3
- Indonesia : dlingu,
- Sumatera : jeurunger (Aceh), jerango (Batak), jaringau (Minangkabau),
- Jawa : daringo (Sunda), dlingo (Jawa Tengah), jharango (Madura)
- Bali : jangu,
- Nusa Tenggara: kaliraga (Flores), jeringo (Sasak),
- Sulawesi : kareango (Makassar), kalumunga (Minahasa), arengao (Bugis),
- Maluku : ai wahu (Ambon), bila (Buru),
- Internasional : sweet flag, acore odorant.
Distribusi
Dlingu berasal dari Cina dan kini telah tersebar luas di seluruh kawasan tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Habitat
Dlingu tumbuh mulai tepi pantai sampai pegunungan hingga ketinggian tempat 2.000 m dpl. Jenis ini menyukai tempat yang lembab di sawah, tepi sungai atau danau dan perairan dangkal.
Deskripsi
Dlingu merupakan herba tahunan dengan tinggi ± 75 cm. Akar serabut, muncul di ruas-ruas batang, berwarna cokelat keputihan. Batang basah, ukuran pendek, membentuk rimpang, berwarna putih kotor.
Daun tunggal, bentuk pita, ujung runcing, tepi rata, bagian pangkal memeluk batang, panjang ± 60 cm dan lebar ± 5 cm, pertulangan daun sejajar, warna hijau.
Bunga majemuk, bentuk bongkol, ujung meruncing, panjang 20-25 cm, terletak pada ketiak daun. Panjang tangkai sari 2,75 mm, panjang kepala sari ± 1-1½ mm, warna putih. Buah buni, bentuk bulat telur, warna kuning kemerahan.
Dalam pertumbuhannya, rimpang dlingu membentuk cabang yang jumlahnya ditentukan oleh kesuburan tanah. Rimpang segar berukuran kira-kira sebesar jari kelingking sampai ibu jari dan isinya berwarna putih. Dalam keadaan kering, rimpang berwarna merah muda.
Rimpang berbentuk bulat dengan diameter 1-1,8 cm, panjang ruas 1-3 cm, sebelah sisi akar batang agak menajam dan bagian lain beralur tempat keluar ruas cabang yang baru. Rimpang dikelilingi akar serabut yang panjang yang sebagian besar tumbuh pada bagian bawah rimpang. Dlingu yang telah berumur lebih dari 2 tahun, panjang akarnya dapat mencapai 60-70 cm. Bau akar sangat menyengat (keras) seperti bau rempah atau bumbu lainnya dan rasanya tajam, pedas dan sedikit pahit tetapi tidak panas. Bau rimpang akan lebih terasa jika rimpang dimemarkan karena rimpang mengandung minyak atsiri.
Bagian yang Digunakan untuk Obat
Rimpang dan daun. 7
Nama Simplisia
Calami Rhizoma 8
Kandungan Senyawa Kimia
Minyak atsiri dlingu mengandung senyawa di-, tri-, tetraploid, β-asarone, α dan γ asarone, Ocorone dan ZZ-deca-4,7-dienal. 7
Rimpang kering dlingu mengandung minyak atsiri kuning aromatik yang memiliki asarone sebagai konstituen utama dan berisi sejumlah kecil seskuiterpen dan alkohol. Rimpangnya juga mengandung kolin, flavon, acoradin, galangin, acolamone, isocolamone dan pada bagian aerial mengandung lutcolin-6,8-c-diglucoside. Kandungan kimia tersebut bervariasi tergantung ekotipe dan ploidinya. Asarone merupakan zat genotoksik yang dapat menyebabkan mutasi genetik dan tumor. Varietas Asia mengandung sejumlah besar β asarone yang menyebabkan perasaan lebih tenang setelah mengkonsumsi, sedangkan varietas Eropa menghasilkan seskuiterpenoid yang memiliki agen psikoaktif dan memiliki sifat obat yang baik 8
Bentuk Sediaan
Rimpang.
Penggunaan untuk Obat
Penggunaan yang Didukung Data Klinik
Antidiabetes, analgesik, antimikroba, antifungi dan antioksidan. 8
Penggunaan secara Tradisional
Obat penenang, obat lambung, obat limpa, kosmetika dan sebagai penyedap. Minyak dlingu digunakan sebagai obat penenang, hipotensi dan relaksan otot. 9
Aspek Farmakologi
Aktivitas Antiagregasi Platelet
Penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa minyak atsiri dlingu yang mengandung beta-asarone mampu memblok agregrasi platelet pada manusia. 7
Aktivitas Antispasme
Senyawa beta-asarone yang bebas minyak (tipe 1) dosis 10 µg/ml menunjukkan adanya aktivitas antispasme.10
Aktivitas Antimikrob
Secara in vitro, ekstrak alkohol dan minyak essensial (0,2%) dapat menghambat pertumbuhan jamur, bakteri gram positif dan negative, Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Aspergilus niger. 10
Aktivitas Antiulcer
Dlingu mengandung amaroid dan minyak esensial yang memiliki efek spasmolitik dan antiulcer 8. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol dari rimpang dapat menghambat sekresi asam lambung dan melindungi mukosa usus besar pada percobaan menggunakan hewan coba tikus. 10
Aktivitas Antiinflamasi
Ekstrak aseton dari dlingu telah diujikan pada tikus memiliki antiinflamasi.7 Ekstrak air pada dosis rendah memperlihatkan aktivitas antiinflamasi terhadap hewan coba yang telah diinduksi dengan karagen.10
Aktivitas sebagai Penenang
Penelitian pada hewan coba menunjukkan bahwa dlingu memiliki efek spasmolitik, sehingga memiliki efek pada CNS yaitu sedatif, antiagresif dan menurunkan aktifitas spontan. 8
Toksisitas
Beradasarkan uji coba pada tikus diketahui bahwa LD50 = 5070.59 mg/kg BB. LD50 dari asarone pada tikus adalah 417 mg/kg (oral) dan 310 mg/kg (Ip). 9
Kontraindikasi
Dilarang digunakan untuk ibu hamil dan ibu menyusui serta anak usia di bawah 6 tahun. 11
Peringatan
Dlingu tidak menunjukkan adanya aktivitas mutagenik pada Salmonella, tetapi minyak dlingu menunjukkan efek genotoksik pada tikus Swiss. Percobaan lain memperlihatkan bahwa minyak dlingu sangat mutagenik dan dapat menyebabkan karsinogenik. 9
Perhatian
Umum
Minyak esensial dlingu mengandung asarone yang memiliki toksisitas tinggi. Dalam dosis tinggi, minyak ini dapat menyebabkan halusinogen. FDA telah mengeluarkan peringatan tentang pemasaran asarone yang terkandung dalam ekstrak dlingu sebagai “ekstasi yang legal” dan tidak mengizinkan penggunaan dlingu dalam produk makanan. Ramuan ini sebaiknya tidak digunakan secara internal tanpa pengawasan ahli kesehatan. Simplisia keseluruhan hanya digunakan eksternal. Minyak esensial dlingu tidak digunakan dalam bentuk ekstrak 12
Interaksi Obat
Belum ada data yang mendukung 11
Penggunaan pada Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
Dlingu memiliki efek emmenagogue dan aktivitas genotoksik, sehingga sebaiknya dihindari penggunaannya untuk ibu hamil dan ibu menyusui. 9
Penggunaan pada anak-anak
Belum ada informasi yang mencukupi
Efek Samping
Dlingu memiliki efek emmenagogue dan aktivitas genotoksik, sehingga sebaiknya dihindari penggunaannya untuk ibu hamil dan ibu menyusui. 9
Pemakaian
- Umum: 3 g rimpang dlingu, dicuci dan dipotong kecil-kecil kemudian direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit. Hasil rebusan diminum 2x½ gelas pada pagi dan sore
- Perut kembung: Siapkan 1 jari tangan dlingu segar diiris tipis, 3 biji kayu ules, kayu angin yang sudah dihaluskan 1/2 sendok makan, 5 lembar daun sembung segar. Semua bahan direbus dengan air 3 gelas hingga air tinggal 2 gelas, diminum 3 kali sehari 1/2 gelas. 7
Budidaya
Dlingu tumbuh dengan baik pada daerah perairan dangkal dan tanah liat yang lembab, pH 5,5-7,5 serta membutuhkan sinar matahari yang cukup.
Pustaka
- Anonim, 2013. NCBI Taxonomy Homepage : Acorus calamus http://www.ncbi.nlm.nih.gov/Taxonomy/Browser/wwwtax.cgi?mode=Info&id=4465&lvl=3&lin=f&keep=1&srchmode=1&unlock (Diakses pada 7 Maret 2013 pkl. 11.35 WIB).
- Anonim, 2013. The International Plant Name Index : Acorus calamus http://www.ipni.org (Diakses pada 7 Maret 2013 pkl. 11.40 WIB).
- Syamsuhidayat dan Hutapea JR. Inventaris tanaman obat Indonesia Jilid I. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2000.
- Kardinan A. Pestisida nabati, ramuan, dan aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta. 2004.
- Onasis A. Pemanfaatan minyak jeringau (Acorus calamus L.) untuk membunuh kecoak (Periplaneta americana). Fakultas Kesehatan Masyarakat Univ. Sumatera Utara: Medan. 2001.
- Image : Acorus calamus http://www.onlyfoods.net/wp-content/uploads/2011/10/Acorus-calamus-Root-and-Oil-Images.jpg (Diakses pada 19 Februari 2013 pkl. 19.27 WIB).
- Huxley A, 2013. The new RHS of gardening. http://diu.ff.unair.ac.id/obatherbal/?page=home&view=detail&id=166 (Diakses pada 20 Maret 2013).
- Singh R. Sharma and Malviya R. Pharmacological properties and ayurvedic value of Indian buch plant (Acorus calamus): A Short Review. Department of Pharmaceutical Technology. India. Advances in Biological Research. 2011; 5 (3): 145-154.
- Anonim, 2013. Acorus calamus http://www.drugs.com/npp/calamus.html (Diakses pada 20 Maret 2013).
- Raja AE, Vijayalakshmi M, and Devalarao Acorus calamus Linn.: Chemistry and biology. Research Journal of Pharmacy and Technology, 2009; 2 (2): 256-261.
- Kraft K, Hoobs Pocket guide to herbal medicine. Stuttgart. Georg Thieme Verlag. 2004. http://www.anniesremedy.com/herb_detail225.php (Diakses pada 20 Maret 2013).
- Suhono B, Zakiyah UY, Zulfikar R, Basri DMH. (Eds). Ensiklopedia Flora Vol. 1. PT. Kasrisma Ilmu. Jakarta. 2010.
- Anonim, 2014. The International Plant Name Index : Acorus calamus http://www.plantlist.org/ (Diakses pada 8 Mei 2014 pkl. 10.11 WIB).