Sumber : https://images.app.goo.gl/Rg1uoTwnCrjbxvYF9
Klasifikasi
Kingdom | : Plantae |
Divisi | : Spermatophyta |
Sub Divisi | : Angiospermae |
Kelas | : Dicotyledoneae |
Ordo | : Asterales |
Suku | : Asteraceae |
Genus | : Crossocephalum |
Spesies | : Crossocephalum crepidioides (Benth.) S. Moore |
Nama Indonesia : Menyeng, sintrong
Nama Internasional : Redflower Ragleaf
Habitat
Crossocephalum crepidioides merupakan spesies pionir yang dominan di lokasi perladangan berpindah yang baru saja terbakar. Persyaratan suhu untuk ebolo adalah 23–30°C, dan curah hujan tahunan sebesar 600–1500 mm juga sesuai. Ia lebih menyukai tanah yang subur, berdrainase baik, dan tahan terhadap tanah basah, tetapi tidak terhadap kondisi tergenang air. Tumbuh baik di bawah naungan perkebunan, misalnya coklat atau teh.
Deskripsi
Crossocephalum crepidioides merupakan Tanaman herba tahunan tegak, sedikit sukulen, setinggi hingga 100(–180) cm; batang agak kekar, lunak, berusuk, cabang puber. Daun tersusun spiral, sederhana hingga lobus menyirip atau menyirip; Bunga biseksual setara; daun mahkota berbentuk tabung, panjang 9–11 mm, berwarna kuning atau oranye dengan bagian atas berwarna coklat kemerahan; benang sari dengan kepala sari disatukan menjadi tabung, berwarna ungu; ovarium inferior, bersel 1, gaya bercabang 2. Bibit dengan perkecambahan epigeal; hipokotil panjangnya hingga 2 cm; kotiledon berbentuk bulat telur, gundul, dan petiolate pendek.
Kegunaan
Bagian daun dapat digunakan sebagai obat gangguan pencernaan. Getah berkhasiat sebagai obat luka luar. Akar mengandung tannin yang berguna sebai obat bibir bengkak.
Pustaka
https://uses.plantnet-project.org/en/Crassocephalum_crepidioides_(PROTA)