Seledri – Apium graveolens L.

      No Comments on Seledri – Apium graveolens L.
Apium graveolens (Seledri) - Tanaman Obat - Taman Husada

Apium graveolens (Seledri)

Klasifikasi

Kerajaan          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Bangsa            : Apiales
Suku                : Apiaceae
Marga              : Apium
Jenis                : Apium graveolens L.
Sinonim           : Apium celleri Gaertn., Apium decumbens Eckl. & Zeyh., Apium dulce Mill., Apium integrilobum Hayata, Apium lobatum Gilib., Apium lusitanicum Mill., Apium maritimum Salisb., Apium palustre Thore, Apium rapaceum Mill., Apium vulgare Bubani, Carum graveolens (L.) Koso-Pol., Celeria graveolens (L.) Britton, Helosciadium ruta DC., Helosciadium rutaceum St.-Lag., Libanotis graveolens G.Don, Selinum graveolens (L.) E.H.L.Krause, Seseli graveolens (L.) Scop., Sison ruta Burm.f., Sison trifidum Burm. ex DC., Sium apium Roth, Sium graveolens (L.) Vest (Sumber : NCBI Taxonomy Homepage 1, IPNI 2, www.plantlist.org 12)

Nama Umum/Dagang
Seledri

Nama Lokal dan Internasional

  • Sumatera : seledri (Melayu),
  • Jawa : saladri (Sunda), seledri (Jawa Tengah),
  • Internasional : celery.

Distribusi
Seledri diduga berasal dari Eurasia dan kini telah dibudiyakan di seluruh daerah subtropis dan tropis.11

Habitat
Seledri tumbuh dengan baik di dataran rendah maupun tinggi. Jenis ini merupakan sayuran yang telah dibudidayakan dalam skala besar, seperti perkebunan seledri di Brastagi (Sumatera Utara) dan Pacet (Jawa Timur), Pangalengan dan Cipanas (Jawa Barat) yang berhawa sejuk.4

Deskripsi
Seledri merupakan herba dengan tinggi mencapai 30 cm. Akar tunggang berwarna putih kotor. Batangnya tidak berkayu, bersegi, tegak, beruas, bercabang, permukaan beralur dan berwarna hijau pucat.
Daun majemuk, menyirip ganjil, anak daun berjumlah 3-7 helai dengan pangkal dan ujung yang runcing. Tepi daun beringgit, panjang 2-7,5 cm, lebar 2-5 cm,  pertulangan daun menyirip. Panjang tangkai daun 1-2,7 cm, warna hijau.
Bunga majemuk, berbentuk payung, panjang tangkai 2 cm, terdiri atas 8-12 bunga. Tangkai kelopak panjangnya 2,5 cm, berwarna hijau. Mahkota berbagi 5, bagian pangkal berlekatan dan berwarna putih. Benang sari berjumlah 5, saling berlepasan, berseling dengan mahkota.
Buah kotak, berbentuk kerucut, panjang 1-1,5 mm, warna hijau kekuningan.

Bagian yang Digunakan
Seluruh bagian tumbuhan.

Kandungan Senyawa Kimia
Seluruh bagian tumbuhan (termasuk akar) mengandung glikosida apiin (glikosida flavon), isoquersitrin, umbelliferon, mannit, inosit, asparagin, glutamin, kolin, linamarosa, pro vitamin A, vitamin C dan B.
Kandungan asam dalam minyak atsiri biji antara lain asam resin, asam lemak terutama palmitat, oleat, linoleat dan petroselinat (sebagai komponen utama). Bijinya mengandung senyawa kumarin, seperti bergapten, seselin, isoimperatorin, astenol, isopimpinelin, apigrafin dan alkaloid lain yang strukturnya belum dapat diidentifikasi.5
Daun mengandung minyak atsiri, protein, kalsium, garam fosfat, vitamin A, B, dan C. Batang, daun dan bijinya mengandung apiin dan apigenin.

Struktur kimia senyawa yang terkandung dalam seledri - Tanaman Obat Taman Husada

Struktur kimia senyawa yang terkandung dalam seledri


Gambar 2.
Struktur kimia senyawa yang terkandung dalam seledri (5)

Penggunaan Untuk Obat
Penggunaan yang didukung data klinis
Antihipertensi5, antikanker dan antibakterostatik6

Penggunaan secara tradisional
Seledri merupakan pemacu enzim pencernaan atau sebagai penambah nafsu makan, peluruh air seni, penurun tekanan darah, mengurangi rasa sakit pada rematik dan gout, antikejang, mengurangi rasa sakit pada nyeri lambung dan memiliki efek sedatif terhadap sistem saraf sentral.5

Aspek Farmakologi
Aktivitas a
ntihipertensi
Pada pemberian intravena apigenin 10 mg/kg pada anjing dan kelinci dapat menurunkan tekanan darah dari 120 mmHg menjadi 70 mmHg. Efek penurunan tekanan darah tersebut disebabkan karena terjadinya stimulasi pada reseptor kimia (chemoreceptor) pada “carotid body” dan “aorticarch”. Efek ini berkaitan dengan sistem saraf simpatik.5

Uji Klinis Antihipertensi
Pengujian secara klinis untuk mengetahui pengaruh konsumsi jus seledri terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi telah dilakukan pada ibu rumah tangga yang berusia 40-60 tahun. Hasilnya adalah ibu-ibu yang mengkonsumsi jus seledri, tekanan darahnya menurun baik sistol maupun diastol dibandingkan dengan kelompok yang tidak mengkonsumsi.10

Aktivitas Antikanker
Kemampuan apigenin, flavonoid yang nonmutagenik mencegah pertumbuhan dan menimbulkan apoptosis dari sel neuroblastoma manusia. Apigenin menghambat kemampuan pembentukan koloni dan kelangsungan hidup apoptosis yang diinduksi dari inti-7 dan sel LAN-5. Pada penelitian yang menggunakan hewan coba tikus, apigenin tidak menghambat pertumbuhan primer pada saraf simpatis. Hal ini menunjukkan bahwa apigenin tidak toksik terhadap sel yang tidak mengalami transformasi.6

Aktivitas Antibateriostatik
Minyak biji seledri memperlihatkan efek bakteriostatik pada Bacillus subtilis, Vibrio cholerae, Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus, Shigella dysenteriae, Corynebacterium diphtheriae, Salmonella typhi, Streptococcus faecalis, Bacillus pumilus, Streptococcus pyogenes dan Pseudomonas solanacearum.6

Toksisitas
Seledri dapat menyebabkan iritasi epitel dan menimbulkan reaksi fotosensitivitas.
Beberapa pengamatan toksisitas menunjukkan bahwa konsumsi pucuk-pucuk seledri dengan kandungan nitrat tinggi (3,2-7% bobot kering) dapat menyebabkan menurunnya berat badan sapi di California. Pekerja di perkebunan seledri mempunyai resiko tinggi terkena penyakit kulit dan gatal berbintik-bintik.5

Kontraindikasi
Biji seledri tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil dan penderita gangguan ginjal.7,9.

Peringatan
Belum ada informasi yang mencukupi

Perhatian
Tidak ada efek yang membahayakan bila dikonsumsi dengan dosis yang sesuai. Adanya efek mengiritasi ginjal dari minyak atsiri seledri, maka sebaiknya tidak diberikan pada penderita ginjal. 9

Interaksi Obat
Tidak ditemukan data.

Penggunaan pada Ibu Hamil
Hindari penggunaan pada ibu hamil.7

Penggunaan pada Ibu Menyusui
Hindari penggunaan pada ibu menyusui.3

Penggunaan pada Anak-anak
Belum ada informasi yang mencukupi

Efek Samping
Belum ada informasi yang mencukupi

Pemakaian
Biji                  : 1,3 sampai 5 gram.5
Buah kering      : 0,5–2,0 g dalam bentuk dekok 1:5 3x sehari. Ekstrak larut alkohol 0,3–1,2 ml (1:1 dalam alkohol 60% ) 3x sehari. Ekstrak cair 0,3–1,2 ml 3x sehari.

Cara penggunaan seledri untuk mengobati beberapa penyakit adalah sebagai berikut:

  1. Hipertensi4
    Bahan: daun seledri secukupnya.
    Cara membuat: seledri diperas dengan air masak secukupnya, kemudian disaring.
    Cara menggunakan: perasan seledri diminum 3 kali sehari sebanyak 2 sendok makan dan dilakukan secara teratur.
    Catatan: penggunaan berlebihan berbahaya!
  1. Sakit mata kering4
    Bahan: 2 tangkai daun seledri, 2 tangkai daun bayam, 1 tangkai daun kemangi.
    Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama, kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas dan disaring.
    Cara menggunakan: seduhan diminum.
  1. Reumatik 4
    Bahan: 1 tangkai daun seledri.
    Cara menggunakan: dimakan sebagai lalapan setiap kali makan.

Pustaka

  1. Anonim, 2013. NCBI Taxonomy Homepage : Apium graveolens L. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/Taxonomy/Browser/wwwtax.cgi?mode=Info&id=4045&lvl=3&lin=f&keep=1&srchmode=1&unlock (Diakses pada 2 Oktober 2013 pkl. 22.50 WIB).
  2. Anonim, 2013. The International Plant Name Index: Apium graveolens http://ipni.org/ipni/simplePlantNameSearch.do?find_wholeName=apium+graveolens&output_format=normal&query_type=by_query&back_page=query_ipni.html (Diakses pada 2 Oktober 2013 pkl. 22.52 WIB).
  3. Syamsuhidayat SS, Hutapea JR. Inventaris tanaman obat Indonesia Jilid I. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2000. Anonim, 2013. Sentra Informasi IPTEK. Tanaman Obat Indonesia: Seledri http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=127 (Diakses pada 2 Oktober 2013 pkl. 22.54 WIB).
  4. http://lansida.blogspot.com/2010/07/suku-apiaceae-umbilliferae-kandungan.html (Diakses pada 2 Oktober 2013 pkl. 22.58 WIB).
  5. http://fitokimiaumi.files.wordpress.com/2009/04/seledri.pdf (Diakses pada 2 Oktober 2013 pkl. 23.05 WIB).
  6. http://farmatika.blogspot.com/2012/05/waspada-efek-samping-tanaman-obat.html (Diakses pada 2 Oktober 2013 pkl. 23.06 WIB).
  7. http://cdn.tipscaraterbaik.com/wp-content/uploads/2013/03/seledri21.png (Diakses pada 7 Oktober 2013 pkl. 02.39 WIB).
  8. PDR for Herbal Medicine, third edition, Montvale. p.183-184.
  9. Rahmawati U. Pengaruh Konsumsi Jus Seledri (Apium graviolens) terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Program Studi Ilmu Gizi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang. 2010.
  10. https://gobotany.newenglandwild.org/species/apium/graveolens/ Apium graveolens (Diakses pada 13 Mei 2014 pkl. 17.53 WIB).
  11. Anonim, 2014.The International Plant Name Index: Apium graveolens http://www.plantlist.org/ (Diakses pada 8 Mei 2014 pkl. 11.07 WIB).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *